Sunday 12 October 2014

Proses Pengambilan Keputusan

Kelompok 1

4EA01


  • Arindasari
  • Elin Hartati
  • Lia Kurniawati
  • Ridha Raudah H
  • Rissa Rismayanti

Proses Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Secara garis besar pengambilan keputusan terdiri dari tiga tahap, yaitu :

  • Penemuan masalah

Masalah harus didefinisikan dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya issu) menjadi jelas.

  • Pemecahan masalah

Pada tahap ini dimana masalah yang sudah ada atau sudah jelas itu kemudian diselesaikan. Langkah-langkah yang diambil adalah :
  1. Identifikasi alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah.
  2. Identifikasi faktor-faktor yang tidak diketahui sebelumnya atau diluar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa dimasa datang (state of nature)
  3. Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table).
  4. Pemilihan dan pengguanaan model pengambilan keputusan.

  • Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan ini berdasarkan keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, yaitu pasti, tidak pasti, resiko, dan konflik.


Menurut Herbert A. Simon, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
  • Fase Intelegensia

Fase ini merupakan fase penelusuran informasi untuk keadaan yang memungkinkan dalam rangka pengambilan keputusan. Data dan informasi diperoleh, diproses, dan diuji untuk mencari bukti-bukti yang dapat di identifikasi.
  • Fase Desain

Fase ini merupakan fase pencarian atau penemuan, pengembangan serta analisis kemungkinan suatu tindakan. Pada fase ini kegiatan yang dilakukan adalah perancangan dalam pengambilan keputusan. Fase ini terdiri dari :
Identifikasi masalah
Formulasi masalah
  • Fase Pemilihan

Fase ini merupakan fase seleksi alternatif atau tindakan yang dilakukan dari alternatif-alternatif tersebut. Alternatif yang dipilih kemudian diputuskan. Hasil keputusan kemudian di implementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Ricahard I. Levin, dkk., proses pengambilan keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu :
  • Observasi

Observasi merupakan aktivitas kunjungan lapangan, konferensi, observasi, dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini merupakan aktivitas penentuan penggunaan, penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.
  • Pengembangan Model

Pengembangan model merupakan aktivitas peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi model yang berfungsi dibawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan.
  • Memilih Data Masukan yang Sesuai

Dalam tahap ini merupakan data internal dan eksternal, kenyataan, pendapat, serta data bank komputer yang dapat menjadi input yang memadai untuk mengerjakan dan mengetes model yang digunakan.
Perumusan dan Pengetesan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam tahap ini berupa pengetesan, batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
  • Penerapan Pemecahan

Dalam penerapan pemecahan yang dimaksud berupa pembahasan perilaku, pelontaran ide, melibatkan manajemen serta penjelasan yang dapat menjadi pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.

Menurut Sir Francis Bacon, proses pengambilan keputusan terdiri dari 6 tahap, yaitu:
  • Merumuskan atau mengidentgifikasi masalah
  • Pengumpulan informasi
  • Mencari alternatif tindakan
  • Analisis alternatif
  • Memilih alternatif terbaik
  • Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil


Contoh kasus :
Keputusan yang diambil dalam kasus pemilihan lampu LED sebagai salah 1 alternatif dalam menciptakan keindahan kota serta mengurangi  krisis listrik yang terjadi di indonesia. Dalam pengambilan keputusan, lampu led dipilih sebagai lampu penerangan jalan untuk mengurang pemakaian listrik di indonesia memerlukan pendekatan dan pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Pengambilan keputusan merupakan ilmu karena aktivitas tersebut memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur dan terarah. Pendekatan atau langkah-langkah pengambilan keputusan dikatakan sistematis apabila setiap tahapan atau langkah yang akan diambil dapat dilihat dengan jelas dalam menjawab suatu masalah. Ilmu pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya pemikiran yang dianut oleh seseorang dan persepsinya atas lingkungan dan masalah. Ketidakpastian dan peluang terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan mendorong kita untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi data yang dapat dipakai sebagai panduan dalam menentukan keputusan. Dengan demikian informasi merupakan kata kunci yang mendorong manusia, manajer dalam melakukan tindakan dan menetapkan keputusan guna mencapai tujuan. Informasi menjadi bahan baku yang harus diolah lebih lanjut melalui serangkaian teknik, metode, alat ukur. Hasil pengolahan tersebut dipakai sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.
Di indonesia para kepala daerah tidak terlalu memikirkan hal kecil, namun hal kecil tersebut yang akan menimbulkan masaah baru yang lebih besar. Di indonesia krisis listrik sering terjadi tak hayal pemerintah berutang ke luar nergi atau menghabiskan pengeluaran negara untuk subsidi listrik. Lampu salah satu penyebab pemborosan listrik sehingga PT PLN membuat program “ pembagian lampu LED kepada masyarakat” dan  serta beberapa kali program pematian lampu secara bergilir. Semua program yang dilakukan PT PLN semeta meta hanya untuk mengurangi pemakaian dan penghematan lisrik oleh masyarakat.

Berdasarkan pada contoh kasus diatas dapat dijabarkan sbb:
  • Penemuan Masalah : Pemborosan listrik terutama pada penggunaan lampu
  • Pemecahan Masalah : Memilih lampu yang hemat listrik, membuat program agar masyarakat bisa hemat dalam penggunaan listrik.
  • Pengambilan Keputusan : pembagian lampu LED kepada masyarakat atau beberapa kali program pematian lampu secara bergilir



Contoh Kasus 2
Proses pengambilan keputusan kenaikan harga BBM oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Jika berbicara tentang BBM (bahan bakar minyak) yang mempengaruhi hajat hidup manusia banyak, tentunya proses pengambilan keputusan yang DPR lakukan akan sangat alot prosesnya,  pengambilan keputusan harus melalui sidang paripurna dikarenakan pada rapat sebelumnya dengan badan anggaran (Banggar) tidak menemukan titik temu, ada beberapa alternatif yang mungkin di ambil oleh pihak yang pro maupun yang kontra antara lain kenaikan harga BBM karena subsidinya di kurangi atau kebijakan ekonomi dalam negeri atau fiskal.
Apapun keputusan yang akan di ambil DPR seharusnya mewakili kepentingan orang-orang yang akan terlibat atau terpengaruhi, jangan sampai keputusan yang di buat itu hanya mewakili kepentingan pribadi atau strategi organisasi tertentu.


Berdasarkan contoh kasus kedua dapat dijabarkan sbb:
  • Penemuan masalah : Langkanya BBM dan Anggaran subsidi BBM yang terlalu besar
  • Pemecahan masalah :
  1. Sidang paripurna.
  2. Mencoba untuk menaikan BBM untuk melihat reaksi masyarakat
  3. Setelah mencoba menaikan dan hasilnya membaik kemudian pemerintah memikirkan tahap selanjutnya. Apakah akan menaikan lagi atau mengurangi pasokan BBM bersubsidi
  • Pengambilan keputusan :Pemerintah tidak akan mengurangi pasokan BBM karena BBM sangat dibutuhkan dan menyangkut hayat orang banyak sehingga pemerintah akan menaikkan harga BBM untuk mengurangi anggaran subsidi BBM.