Langkah Bank Indonesia (BI) menjaga perekonomian Indonesia dari bubble
dengan peningkatan uang muka untuk kredit akan menjaga pergerakan
tingkat suku bunga dalam menstimulasi perekonomian nasional.
Tingkat
suku bunga merupakan instrumen kebijakan ekonomi yang sangat strategis
dalam mengembangkan sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Negara-negara
yang memiliki sektor UKM yang tangguh umumnya memiliki tingkat suku
bunga yang relatif rendah dan stabil.
Untuk itu, UKM harus
mengantisipasi dinamika dari perubahan suku bunga. Jika perusahaan besar
cocok dengan rencana tahunan, UKM sebetulnya lebih memerlukan rencana
bulanan.
Apalagi jika volatilitas dalam tingkat suku bunga dan
harga-harga juga sulit untuk diantisipasi. Sayangnya metodologi khusus
bagi kepentingan UKM kurang terangkat karena dominasi kekuatan dari
perusahaan besar serta kekakuan dunia akademis dalam mengantisipasi
kebutuhan perencanaan usaha sektor UKM.
Dalam konteks makroekonomi maka upaya bank sentral Amerika Serikat (Fed) dalam transparansi dengan membuka forecasting tingkat
suku bunga hingga beberapa tahun ke depan dapat mengurangi unsur
volatilitas dan ancaman akan tingginya tingkat suku bunga UKM di Amerika
Serikat dan UKM di banyak negara lain mengingat peran besar Fed dalam
perekonomian dunia.
Fed sendiri kini terbuka dalam menciptakan
target inflasi yang artinya sektor UKM dapat membaca penurunan daya beli
mereka dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin tajam. Dengan
demikian sektor UKM dapat membaca gerakan Fed dalam beberapa tahun ke
depan, khususnya dalam rangka menciptakan lapangan kerja yang lebih
banyak lagi.
Untuk itu diperlukan keberanian bank sentral untuk
menetapkan tingkat bunga yang rendah sekalipun inflasi sudah meninggi di
atas target yang ditentukan. Hal ini juga dilakukan negara-negara yang
memiliki sektor UKM yang tangguh seperti Israel.
Boleh dibilang
bahwa Fed meniru langkah dari bank sentral Israel. Tidak juga
mengherankan karena gubernur bank sentral Israel adalah guru dari Ben
Bernanke. Dengan kehebatan dari Stanley Fisher dalam memainkan kebijakan
suku bunga dan target moneter terbukti ampuh dalam menciptakan sektor
UKM yang sangat tangguh, sektor UKM di Israel bukan hanya tangguh di
bidang pertanian, tetapi juga sektor teknologi tinggi.
Jelas
sekali kebijakan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan ini. Prancis juga akan mengoptimalkan kebijakan suku bunga
untuk mendukung sektor UKM, bahkan Prancis akan membentuk bank milik
negara yang fokusnya hanya untuk membiayai sektor UKM dan sektor
strategis lain. Sangat mungkin Prancis akan melakukan subsidi bagi
sektor UKM melalui tingkat suku bunga.
UKM di Indonesia
Dalam
konteks perekonomian Indonesia, kebijakan suku bunga yang menguntungkan
UKM harus juga memberikan keluluasaan bagi perbankan yang memiliki
jangkuan yang luas bagi sektor ini seperti Bank BRI untuk meningkatkan
kiprahnya dalam perekonomian Indonesia. Jika Prancis masih dalam proses
membentuk bank milik negara, Indonesia sudah memiliki bank milik negara
yang juga sangat kuas dalam sektor UKM seperti BRI.
Dengan
demikian perencana makroekonomi di Indonesia dalam lebih cepat ketimbang
pemerintah Prancis dalam mendukung daya saing sektor UKM di Indonesia.
Dalam konteks forecasting tingkat suku bunga yang baru saja dijabarkan oleh Fed, ancaman suku bunga tinggi untuk beberapa tahun ke depan cukup masuk akal.
Dapat
diperkirakan, untuk tiga tahun ke depan dunia akan kembali masuk
perangkap pada harga biaya modal yang mahal. Untuk itu, cetak biru
perekonomian Indonesia harus mampu membaca secara jeli ancaman ini.
Apalagi
tahun ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia juga masih belum cerah
sehingga pemerintah Indonesia seharusnya berorientasi kepada pasar
domestik. Upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi ekspor bukanlah
upaya yang bijaksana karena pasar Uni Eropa, Amerika Serikat, dan
Jepang sedang dalam proses pemulihan. Adapun pasar negara sedang
berkembang lainnya sudah menjadi target bagi China untuk dilakukan
penentrasi habis-habisan.
Jadi sangatlah berbahaya dan beresiko
bagi sektor UKM di Indonesia jika harus dipaksa melakukan diversifikasi
ekspor, sementara nilai tukar rupiah justru memperlihatkan kecenderungan
yang terus menguat akibat capital inflow.
Untuk menggairahkan pasar domestik, strategi expenditure switching harus
segera dilakukan. Kebijakan tingkat suku bunga harus semakin rendah dan
akan lebih ideal jika sektor UKM juga mendapatkan subsidi bunga melalui
mekanisme APBN.
Defisit APBN juga sudah saatnya dinaikkan,
tetapi dengan memberikan porsi pengeluaran bagi anggran pembangunan.
Reformasi birokrasi juga sebaiknya dilakukan agar pengeluaran rutin
dapat ditekan. Dengan demikian pasar domestik akan tumbuh lebih cepat
ketimbang tidak dilakukannya kebijakan ini dan sektor UKM dipastikan
akan tumbuh lebih cepat lagi.
Perlu diingat bahwa sektor UKM
merupakan sektor yang paling efektif untuk menyerap tenaga kerja
ketimbang sektor usaha lainnya. Jika memang pemerintah ingin melakukan
diversifikasi ekspor, hal itu dapat dibebankan kepada perusahaan milik
negara atau perusahaan besar lain yang mampu memperoleh dana murah tanpa
intervensi pasar. Sektor UKM harus diprioritaskan untuk pasar dalam
negeri.
Selain subsidi bunga, proteksi bagi sektor UKM di dalam
negeri sudah seharusnya dapat dilakukan. Proteksi bukan hanya dari
produk dan jasa di luar negeri, tetapi juga dari usaha besar yang
memiliki monopoli.
Monopoli itu terbentuk karena peraturan
pemerintah dan bukan karena usaha itu memiliki keunggulan teknologi.
Untuk itu sektor UKM di Indonesia juga harus melek teknologi. Pemerintah
dapat memberikan subsidi bagi kredit bunga untuk investasi teknologi
bagi sektor UKM. Dengan demikian sektor UKM di Indonesia akan terpacu
untuk memiliki teknologi yang semakin bias terhadap peningkatan
produktivitas.
Dengan meningkatnya margin produktivitas dari
tenaga kerja, upah dari mereka juga meningkat. Buruh juga harus ikut
menikmati proses pembangunan. Tidaklah mengherankan jika Pemerintah
China juga meningkatkan upah minimum nasional mereka secara serentak
sebesar 25 persen.
Pada gilirannya, daya beli perekonomian juga
meningkat sehingga produktivitas sektor UKM juga terus meningkat. Ini
merupakan lingkaran keberhasilan pembangunan ekonomi yang harus menjadi
target kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia.
ACHMAD DENI DARURI
Presiden Director Center for Banking Crisis (Koran SI/Koran SI/ade)
** http://economy.okezone.com/read/2012/04/20/279/615107/bunga-pembangunan-ukm
No comments:
Post a Comment